Tinggal di lebih 17.508 pulau,
bangsa Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 200 juta jiwa meliputi lebih
dari 200 etnik. Setelah kemerdekaan 1945, pembauran dan pernikahan yang
berbeda suku budaya telah menjadikan penduduknya memiliki keeratan yang
lebih luas.
Mayoritas peduduk Indonesia memeluk
agama Islam, sedangkan di Bali agama Hindu lebih dominan. Di daerah lainnya
seperti Minahasa di Sulawesi Utara, dataran tinggi Toraja di Sulawesi Selatan,
pulau Nusa Tenggara, dan sebagian besar Papua, dataran tinggi Batak dan juga
Pulau Nias di Sumatra Utara, mayoritas penduduknya beragama Katholik dan
Protestan. Secara keseluruhan pada dasarnya masyarakat Indonesia sangat
religius.
Pancasila sebagai dasar falsafah
negara Indonesia membawa masyarakatnya untuk memiliki sikap toleransi terhadap
setiap penganut agama, adat dan tradisi. Hal itu semakin diperkuat dengan
semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti "Meskipun
berbeda-beda tetapi tetap satu jua".
Walaupun kalangan mudanya di
kota-kota besar hidup modern dan mengikuti tren dunia namun dalam hal
pernikahan mereka tetap melakukan upacara tradisi kedua orang tua mereka. Jadi
dalam pernikahan beda suku, akad nikah dan tradisi pernikahan dapat mengikuti
keluarga pengantin wanita, sementara selama resepsi dekorasi dan kostum
mengikuti tradisi etnis mempelai pria, atau sebaliknya. Pernikahan dan resepsi
pernikahan di Indonesia menjadi ajang pengenalan adat dan tradisi Indonesia
yang beragam. Pernikahan juga sering menjadi kesempatan untuk menampilkan
status sosial, kekayaan sekaligus selera berpakaian seseorang. Bahkan di
desa-desa, ratusan atau bahkan ribuan undangan berbaris untuk memberi selamat
kepada pasangan pengantin dan orang tua mereka yang duduk di atas pelaminan
kemudian menikmati pesta pernikahan dan hiburan.
Kesenian dan Perayaan
Di pesisir kepulauan Indonesia
banyak budaya kuno yang berakar, sementara sepanjang sejarah selama
berabad-abad hingga saat ini Indonesia telah dipengaruhi oleh budaya India,
Cina, Arab, hingga Eropa. Akhir-akhir ini budaya populer global termasuk
internet telah berpengaruh besar dalam cara hidup masyarakatnya. Budaya asing
dan tradisi, bagaimanapun diserap dan diasimilasi oleh masyarakatnya yang
menciptakan kreasi baru yang unik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di
dunia.
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO mengakui
Batik Indonesia sebagai benda Warisan Budaya Dunia, mengikuti Keris
Indonesia yang sudah diakui sebelumnya, dan Wayang Kulit.
Berikutnya Angklungmenyusul diakui UNESCO pada tanggal 18 November
2010 sebagai warisan budaya dunia. Baru-baru ini Tari Saman asal Gayo Lues,
Aceh juga dikukuhkan dalam List of Intangible Cultural Heritage in Need
of Urgent Safeguarding UNESCO pada 24 November 2011.
Indonesia memang kaya akan kesenian
dan kerajinan. Dalam bidang tekstil, Sumatera menghasilkan sarung tenun emas
dan perak terbaik, yang dikenal sebagai songket. Wanita di Sulawesi
Selatan membuat sutra tenunan berwarna-warni, sementara Bali, Flores dan Timor
menghasilkan beberapa tekstil terbaik dari serat alami dengan menggunakan motif
rumit.
Dalam kerajinan kayu, perajin Bali
memproduksi patung yang indah, seperti halnya suku Asmat di Papua, baik
tradisional maupun modern. Pengrajin di Jawa Tengah menghasilkan perabotan ukir
yang halus sedangkan pembuat kapal dari bugis Sulawesi Selatan terus membangun
kapal layar "Phinisi" yang agung di laut Indonesia sampai
hari ini.
Berbagai jenis perbedaan budaya dan
tradisi di seluruh negara ini juga dinyatakan dalam acara yang banyak dan
menarik, baik acara agama atau acara terkenal yang diselenggarakan sepanjang
tahun. (Lihat
Kalender Acara). Anda dapat melihat upacara agama Hindu Dharma yang
meriah diadakan terus menerus di Bali, prosesi pemerintahan selama Sekaten di
Yogyakarta, serta Festival Tabot di Bengkulu. Sumatera, untuk memperingati
gugurnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Upacara Waisak agama Budha
diadakan setiap tahun di sekitar Borobudur, seperti festival Toa Peh Kong Cina
di Manado. Sedangkan Hari Raya kematian diadakan di Toraja, kedua duanya
diadakan di pulau Sulawesi, dan upacara Kasada yang diadakan setiap akhir tahun
di Gunung Bromo, Jawa Timur, untuk menenangkan jiwa nenek moyang dan para Dewa.
Lalu, ada juga perayaan dalam bentuk perang suku di Lembah
Wamena Papua, karapan sapi di Madura yang diadakan sebagai
ungkapan syukur setelah panen, juga festival “nyale” di Lombok
yaitu acara mencari cacing laut pada bulan Februari, dan masih banyak lagi
acara yang diselenggarakan di seluruh pulau. Dan acara puncaknya Nyepi yaitu
hari besar umat Hindu di Bali merupakan hari meditasi dimana semua
lampu, api, suara, termasuk pesawat dan mobil dilarang beroperasi dalam 24 jam.
Nyepi menjadi tradisi internasional yang dapat mengurangi polusi dan pemanasan
global.
Indonesia juga kaya dengan pentas
seni. Sendra Tari Ramayana yang indah digelar pada musim kemarau di pelataran
Candi Prambanan saat sinar bulan purnama. Tari-tarian Indonesia sangat beragam,
dramatis, dan menghibur. Mulai dari tari yang bersinkronisasi yaitu tari
saman dari Aceh sampai tarian yang gemulai dari Jawa yang diiringi suara
gamelan, atau tari perang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi.
Pengaruh Cina dapat terlihat di sepanjang Pantai Utara Jawa
mulai dari motif batik Cirebon dan Pekalongan sampai mebel
dan pintu ukiran yang halus dari Kudus, Jawa Tengah. Ada juga baju
pengantin sulam emas yang rumit dirangkai begitu elok dari Sumatra Barat.
Indonesia tidak melulu kebudayaan
warisan leluhur. Saat ini, dalam bidang musik, di ibukota Jakarta, Java
Jazz Festival menjadi acara music jazz tahunan bagi musisi jazz Indonesia
dan mancanegara. Indonesia juga bangga memiliki beberapa band ternama,
penyanyi rock dan pop terbaik. Band seperti Nidji, Ungu, Slank, dan
penyanyi seperti Iwan Fals, Rossa, Anggun, Agnes Monica, Krisdayanti, Ari
Lasso, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka tidak pernah gagal membuat
sensasi panggung bahkan telah menghibur penggemarnya hingga negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar