Dalam darah Teater 2-puluh bertemu dua arus utama aliran; filsafat & theology, seperti apa yang diancangkan para founding fathers. Teater 2-puluh, secara substansial mengambil ide dasar sifat wajib Allah dengan asumsi bahwa kita semua bukan apa-apa.

SANDIWARA BUI

Minggu, 14 April 2013

I
SUARA DALAM GELAP
Penjara dimana-mana sama seperti halnya Negara, dimana-mana sama saja, tidak Amerika, tidak Rusia, tidak Cina, juga republik bangsa kita. Negara ini adalah penjara besar, lebih besar dan keras seperti tempurung, dan saya seperti kodok, tidak bisa membedakan antara yang ngorek dan yang ngorok...SAYA BUKAN KODOK TUAN
II
DALAM GELAP DAN TERANG
Bunyi palu hakim pengadilan, hadirin bersorak riuh ramai.
III
DUA SEL BERHADAPAN, MUNCUL SEORANG SIPIR MENYERET TAHANAN II DENGAN PAKSA, KEMUDIAN BERHENTI DIPINTU SEL, LALU TAHANAN II DIDORONG MASUK DENGAN PAKSA.

TAHANAN 1
Hai...hai...hai (suara parau)
TAHANAN 2
Terpaku gugup dan gemetaran, keliling selnya berusaha mengamati sekitar sel lalu mendenguh)
TAHANAN 1
Hai...hai...hai...
TAHANAN 2
(terperanjatkaget)
TAHANAN 1
Berapa umurmu..?!?
TAHANAN 2
(menoleh, menggeleng, dan menghemmbuskan nafas)
TAHANAN 1
tidak tahu berapa umurmu ? dan apa salahmu ?
TAHANAN 2
(menggeleng)
TAHANAN 1
Tanpa melalui prses pengadilan ?
TAHANAN 2
Melalui
TAHANAN 1
Ha...ha..ha...ini baru menarik, sebab pengadilan adalah satu-satunya lembaga yang masih dihormati di repoblik ini (menerawang)
TAHANAN 2
(menggeleng)
TAHANAN 1
Hai, kau jangan bergurau, ini serius, saya sedang menunggu hari pengadilan yang terhormat itu.
TAHANAN 2
Saya sudah (nada mengejek)
TAHANAN 1
Bagaimana...?!?
TAHANAN 2
(meludah)
(keduanya diam sejenak, terpekur, suasana menjadi hening)
TAHANAN 1
Hai..!! kamu kerja apa..??
TAHANAN 2
Mengajar
TAHANAN 1
Ooohh...jadi kamu guru..!!
TAHANAN 2
Yaa, semacam itulah..!!
TAHANAN 1
Nah, hampir bisa dipastikan, pengadilan pak guru tanpa banyak liku-liku, lancar, dan tertutup.
TAHANAN 2
Diluar semua dugaanmu (menjawab dengan nada dingin)
TAHANAN 1
Hah...(terkejut) apa kesalahanmu...?!?
TAHANAN 2
Aku sendiri tak mengerti
TAHANAN 1
(tertawa terbahak)
TAHANAN 2
(menerawang, menatap kosong) tiba-tiba saja saya disergap dua preman, kemudian dengan paksa saya diseret, diintrogasi non-stop, sekujur tubuh dipukuli habis-habisan. (diam sejenak, kemudian ambil nafas dalam-dalam) pengadilanku sangat lancar, segalanya rapi, tiba-tiba palu hakim jatuh teramat keras, hadirin hirteris “menang... menang...!!!”
TAHANAN 1
Apa yang mereka menangkan...?!?
TAHANAN 2
Keadilan (tertawa mengejek dan meludah)
TAHANAN 1
Dan jawabanmu untuk membela diri...?!?
TAHANAN 2
Hanya satu kata dan sangat terpaksa, juga sangat dipaksa ‘iya’
TAHANAN 1
Iya, jawabanmu “iya”..?!? (terbahak-bahak) itu salahmu sendiri
TAHANAN 2
Memang
TAHANAN 1
Jawabanmu itu yang mengantermu kesini
TAHANAN 2
Kalau jawaban saya “tidak” apa akan menjamin diri saya...?!?
TAHANAN 1
Barangkali
TAHANAN 2
Yang menjamin Cuma hukum, (diam sejenak) sebelum saya diseret kepengadilan, hakim telah menyediakan pentung bersalah..!!
TAHANAN 1
Kamu tahu akan digiring keneraka...?!?
TAHANAN 2
Sudah
TAHANAN 1
Sudah
TAHANAN 2
Sudah (tertawa sinis) sejak penyergapan disiapkan.
TAHANAN 2
Upacara sempurna (berteriak lantang), kamu selalu membenarkan, mungkin dengan senang hati tentunya, saya membenarkan bapak saya memanggil saya “kucing”, karena selalu disediakan manisan untuk setiap “cing” dan setiap panggilan “nak” kuterima pukulan. (ambil nafas dalam-dalam) apa disidang kamu asik menganggukkan kepalamu...?!?
TAHANAN 1
Harus manggut
TAHANAN 2
Ck…ck…ck
(Dari latar belakang belakang muncul sipir membawa dua ransom makanan dan menyorongkan masing-masing ke-sel kanan dan kiri. (exit)
Tahanan 1 menerima dana langsungmenguras isinya, sedangkan tahanan 2, mendekati piring, membauhi, mencelupkan jari, menjilatnya dan meludahkannya).
TAHANAN 1
Ransum paling enak disegala tahanan, juru masaknya kapten kapal, habiskan…cepat habiskan, waktu adalah makan (makan dengan lahabnya)
TAHANAN 2
(bengong, kemudian menarik nafas panjang, menggelengkan kepalanya)
TAHANAN 1
Cepat kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, kecuali kalau kepingin cepat tua dan mati.
TAHANAN 2
Aku bukan binatang atau mesin (menetap ransom makanan)
TAHANAN 1
Ha…ha…ha…sudah kubilang, dari pada mati…!!!
TAHANAN 2
Kan kita bias protes…?!?
TAHANAN 1
Protes…?!? (Terbahak) kamu kira ini asrama…?!?
(Kedua tahanan saling makan, saling berpandangan dan sama-sama tertawa terbahak, tiba-tiba keadaan menjadi sepi...sunyi).
TAHANAN 2
(tangannya gemetar, mengerang menahan sakit, tubuhnya berkeringat dan muntah, jatuh berlutut).
TAHANAN 1
(terkejut melihat tahanan 2, bingung) pak guru, pak guru (tangannya menggapai dari dalam sel) oh...aku tahu, jangan kawatir pak guru, itu karena pak guru belum terbiasa disini, tempat, makanan, dan teman. Tapi lama-lama kamu akan terbiasa dan sehat seperti saya. Hu-ha...hu-ha...hu-ha...pelajaran ilmu kereta, hu-ha...hu-ha...hu-ha...apa pak guru mau bertanding...?!?
TAHANAN 2
Oke..!! siapa takut (sambil berdiri sempoyongan)
Dalam ruang imajinasi
Kedua tahanan saling beradu fisik, saling menjatuhkan, lantas keduannya sama-sama roboh, kedua tahanan saling bertemu mata, dan saling tertawa bahagia.
Kemudian sipir masuk memberikan piala (es loly) pada kedua tahanan.
Kemudian kedua tahanan ambil pancing dan duduk membelakangi penonton, memancing sekali, dua kali tidak dapat ikan, kemudian berbareng menarik pancing, tahanan 1 mendapat BH, dan tahanan 2 mendapat CD (sama-sama tertawa).
Dalam remang-remang dua bentuk putih barang perempuan itu bermain, membentuk satu figur, bertaut. Mengeliat, goyong-goyang, berpisah, berjauhan, kemudian menjadi burung putih melayang-layang.
Sipir muncul dari sudut lain, mengacungkan sapu pel sebagai bedil, menembak...(DOR).
TAHANAN 2
Tiarap...tiarap...!!!
TAHANAN 1
(tertawa) bukan, saya kentut
TAHANAN 2
Bajingan....
TAHANAN 1
He...pak guru, nggak boleh lho seperti itu...
TAHANAN 2
Sekarang aku bukan guru, seperti kamu juga, eh...(berfikir) entah apa...?!?
TAHANAN 1
Bukan guru...?!? (tertawa mengejek) kalau begitu pasti murid
TAHANAN 2
Bajingan...!!
TAHANAN 1
Yaa...Allah..., jangan kamu kutuk dirimu sendiri, ucapkanlah yang baik-baik saja.
TAHANAN 2
(tertawa) khotbah pertama kudengar sejak kenal kamu, (tersenyum) ck-ck-ck (menggelengkan kepala) bukan main...
TAHANAN 1
Ini bukan main-main, tak perlu dilahirkan sebagai kiyai, semua berhak menyebutkan seperti itu, siapa dan apa saja ada wajah-Nya.
TAHANAN 2
Apa wajah-Nya menakutkan...?!?
TAHANAN 1
(tertawa) pertanyaanmu lucu dan bodoh
TAHANAN 2
Kamu pernah baca buku filsafat...?!?
TAHANAN 1
Sedikit dan banyak
TAHANAN 2
Ak...kau bermain filsafat...?!?
TAHANAN 1
Oke, jika filsafat menuraikan semut semut dan Tuhan semut, aku ingin dengar sekarang...?!?
TAHANAN 2
Belum bisa sekarang, masih terlalu sulit untuk dijelaskan
TAHANAN 1
(tertawa) jadi...kita seolah tahu segalanya...?!?
TAHANAN 2
Iya...
TAHANAN 1
He...(membentak)
TAHANAN 2
(tertawa) iya, saya menjamin diri saya sendiri
TAHANAN 1
Tidak, iya-mu itu menyulitkanmu
(Keduannya saling pandang, diam, suasana menjadi hening)
TAHANAN 1
Sudah berapa hari pak guru tidak tidur...?!?
TAHANAN 2
(menerawang jauh) yang mana siang,...yang mana malam...
TAHANAN 1
(tertawa) pak guru lupa...?!? aku pikir, aku masih ingat
TAHANAN 2
Itu bagus
TAHANAN 1
Atau malah sebaliknya...?!? aduh...!!!
TAHANAN 2
Kenapa...?!?
TAHANAN 1
Hanya aduh... nggak boleh...?!?
TAHANAN 2
(terdiam)
TAHANAN 1
Kamu sangat emosional pak guru, cocok sebagai guru
TAHANAN 2
(terdiam)
TAHANAN 1
Jangan kawatir, disini Cuma ada aku
TAHANAN 2
Benar begitu...?!?
TAHANAN 1
Jelasnya...?!?
TAHANAN 2
Misalnya saya tidak mau bunuh diri, barangkali kamu bisa aku bunuh sekarang juga
TAHANAN 1
Ohh...(tertawa terbahak) pak guru mau bunuh saya...?!?
TAHANAN 2
Tidak harus begitu, mimpipun akan saya bunuh kalau mengusik diamku (menerawang jauh)
TAHANAN 1
Kamu dibuai mimpi yang manja
TAHANAN 2
Tidak bisa dielakkan
TAHANAN 1
Kamu takut kesepian...?!? seperti saya...!!!
TAHANAN 2
Sebelumnya
TAHANAN 1
(menerawang jauh) dalang, saya mainkan segala lakon, yang pernah turun dan saya akan menjelma, tanpa kurun waktu, segalanya lebur dalam kesadaran, tokoh bukan sejarah.
TAHANAN 2
(diam, mendengarkan dengan seksama)
TAHANAN 1
Dalam air ada air, ada ikan, ada insang, ada hawa, ada molekul, ada atom, ada ruang, ada layang, ada mata, ada hari, ada kosmos, ada lolos, ada uang, ada kapal, ada layar, ada angin, ada motor, ada mesin, ada bensin, ada kotor, ada kota, ada benua, ada kutub, ada lepas, ada burung, ada musim, ad benih, ada tanah, ada tani, ada kolam, ada bulan, ada cermin, ada dongeng, ada ngeng, ada kumbang, ada lubang, ada sarang, ada jaring, ada kerangjang, ada goncang, ada gempa, ada dunia, ada planet, ada bintang, ada lonceng, ada malaikat, ada Rasul, ada Tuhan, ada wahyu, jadilah air, dan air ada mani ada laki ada bini.
TAHANAN 2
Ada saya
TAHANAN 1
Ada lidi
TAHANAN 2
Saya ditaruh dimana...?!?
(Keduanya diam, dan berusaha saling memahami pikiran dan kata masing-masing).
TAHANAN 2
(berjalan mengitari sel, dengan sorot mata tajam memangdang ke langit-langit sel) tumbang dalam gemuruh-Mu yang cair...saya hanyut, batang hanyut, tolong saya...oh mangga nyadam.
Dalam ruang imajinasi.
Tiba-tiba keduanya menjadi kucing, tahanan 1 menjadi kucing betina, merayu tahanan 2 yang menjadi kucing jantan.
TAHANAN 1
(berusaha mendekat) ngeong...mau..
TAHANAN 2
Ngeong...mau..!! (terkejut)
TAHANAN 1
(meloncat menhindar) ngeong... tidak mau
TAHANAN 2
(mendekat dan memaksa) ngeong...mau
TAHANAN 1
Ngeong...tidak mau
TAHANAN 2
Mau
TAHANAN 1
Tidak mau
TAHANAN 2
Kamu kan betinaku...?!?
TAHANAN 1
Janji...malam ini kita hanya jalan-jalan...?!?
TAHANAN 2
(menggelengkan kepala)
TAHANAN 1
Tidak mau
TAHANAN 2
Galak betul betina ini, kamu minum jamu apa...?!?
TAHANAN 1
Jamu cap becak.
TAHANAN 2
Ups...salah resep, harusnya sari rapet.
TAHANAN 1
Tidak mau
TAHANAN 2
Mau kamu apa...?!? biasanya apa-apa mau ko...?!?
TAHANAN 1
Jalan-jalan, masak kucing-kucingan melulu...?!?
Keduanya diam, saling memandang, kemudian tiba-tiba terdengar suara “keresek”
TAHANAN 1
Hus...maling apa kucing...?!?
TAHANAN 2
Kucing apa kencing....jwab...?!?
Keduanya mundur, menatap gelap, kemudian dari dalam gelap meloncat sipir yang seolah-olah menjadi tikus, kedua kucing memburu tikus, tiba-tiba berhenti. Melihat jendela tinggi terang benderang, sunyi, keduanya mengendap naik kejendela.
SIPIR
Jangan...jangan... (berusaha menghalangi)
Kedua tahanan melemparkan sipir dan berusaha ngintip lewat celah cendela.
TAHANAN 1
Alamak keliru, kamar pastur (dengan suara lirih)
TAHANAN 2
Sssttt...jangan keras-keras, lagi asyik ngaji latin yaa...?!?
TAHANAN 1
Mengerti bahasa itu...?!?
TAHANAN 2
Ngerti, duedenum...parabelum...belum...belum beli kondom
TAHANAN 1
Huss.. jorok
Kemudian bunyi ranjang berkreotan dan desah nafas memburu, kedua tahanan pasang telinga masing-masing, tahanan 1 meloncat kedinding, mengintip lubang dan tahanan 2 menyusul dan tersandung sesuatu...
TAHANAN 2
Aduh...mati aku...
TAHANAN 1
(ngintip) ssstt...jangan berisik, ini lubang asyik
TAHANAN 2
Aduh...aduh...
TAHANAN 1
Pengantin tadi sore
TAHANAN 2
Aduh...
TAHANAN 1
(menoleh) ada apa kamu...?!?
TAHANAN 2
Jatuh...
TAHANAN 1
Kemana matamu...?!?
TAHANAN 2
Maunya kelubang, tahunya kesandung...!!!
TAHANAN 1
Kamu sih...buru-buru
TAHANAN 2
Kamu sih...monopopli
TAHANAN 1
He...akukan cari lokasi yang...
TAHANAN 2
Itu...?!?
TAHANAN 1
Pengantin gres...(tertawa cekikikan)
TAHANAN 2
Giliran yaa...
TAHANAN 1
Boleh deh...
Tahanan 2 mengintip dengan nafsunya, tahanan 1 melihat bokong tahanan 2, ngeong...ngeong...
TAHANAN 2
Berisik ah...
TAHANAN 1
Bagaimana...hebat...?!?
TAHANAN 2
Aku suka laki-laki yang kayak gitu
TAHANAN 1
Rupanya kamu...sudah birahi yaa...?!?
TAHANAN 2
Dari pada yang kemarin, banci, laki naik...hik...hik...
TAHANAN 1
Huss...tawamu kayak kuda
TAHANAN 2
Dan tawamu kayak apa...?!?
TAHANAN 1
Aku memang si kucing betina
TAHANAN 2
Kalau bukan..?! aku cari yang lain...
TAHANAN 1
Cari sekarangpun nggak apa-apa
TAHANAN 2
Ha...ha...jangan merajuk, kita main yuk..!!
TAHANAN 1
Kesel
TAHANAN 2
Yuk ngintip lubang lain...!!!
TAHANAN 1
Males
TAHANAN 2
Nonton anjing...!!!
TAHANAN 1
Ngeri
TAHANAN 2
Kerestoran
TAHANAN 1
Kenyang
TAHANAN 2
Nonton banci...!!!
TAHANAN 1
Idiih...ngeriii...
TAHANAN 2
Nonton...(berfikir) apa yaa...
TAHANAN 1
Eee...(memandang tahanan 2, seolah-olah tahu apa yang difikirkan)
TAHANAN 2
(mengangguk)
Kedua tahanan saling menggandeng mesra, tiba-tiba sipir keluar dengan membawa tongkat berkepala tikus, dimainkan seperti kapal terbang.
TAHANAN 2
Itu ada roket, tangkap...
TAHANAN 1
Sabar, roket bikinan mana yaa...?!? jangan-jangan vitkong.
TAHANAN 2
Bukan, itu roket goreng, masih hangat lagi.
Kedua tahanan memburu tikus dan sipir meninggalkan boneka itu diterkam tahanan.
TAHANAN 1
Dia menipu kita...
TAHANAN 2
Kucing tidak doyan bangkai
TAHANAN 1
Cari sopirnya (keduanya mencari nyawa tikus disekeliling)
(Mengerumuni bangkai, membolak-balik bangkai, tiba-tiba sipir datang merebut tongkat tikus itu dan menunjukkan banyak lobang ngintip, menghitungt lobang-lobang itu).
TAHANAN 1
Wah...(terkejut) banyak betul
TAHANAN 2
Apa ini pesta orgi...?!?
SIPIR
Cit...ciiit bodoh, sudah dini hari, adegan ranjang pada puncaknya
(sipir mengintip pada satu lobang, membelakangi kedua tahanan dan kedua tahanan kelobang lainnya, sipir keluar dan masuk membawa kepala kucing dan tikus digantung dan dipajang dipintu terali).
(kalimat dalam gelap)
Obati kapur dan jeruk
Obati kapur dan jeruk
Sakitnya tak seberapa, matinya itu betapa luka
(dalam penjara tahanan tidur dalam sel masing-masing, sipir agak tua dari sebelumnya, dengan tong dan sapu pel. Membersihkan lantai penjara). (exit)
(kedua tahanan masih tidur, sipir lebih tua lagi, mengambil piring dari kedua sel). (exit)
(kedua tahanan masih tidur, sipir makin tua, membersihkan lantai sel). (exit)
(sipir yang sangat tuan memukul keras pantat tong dengan sapu pel). (exit)
(kedua tahanan kaget dan terbangun dari tidurnya)
TAHANAN 1
Pernah moyang mereka bangkit dari debu sorgawi dan ditiupkan ruh
TAHANAN 2
Pernah moyang mereka bangun dari tidur tiga abad dalam goa
TAHANAN 1
Pernah moyang mereka diangkat kelangit
TAHANAN 2
Pernah mereka hidup dalam rahim, selama sembilan bulan dan meloncat kebumi lewat pintu sorga
TAHANAN 1
Berjalan dengan empat kaki...berjalan dengan dua kaki, dua tangan cari pegangan, lari-lari
TAHANAN 2
Jalan dengan sombong, gagah
TAHANAN 1
Berpikir dan tersenyum. Mereka pernah akan berjalan bertongkat, akan bongkok dan rabun
TAHANAN 2
Akan pikun...
TAHANAN 1
Akan buta...
TAHANAN 2
Akan merangkak...
TAHANAN 1 & 2
Akan......
(sipir yang buta tanpa tong dan sapu pel dan membawa kunci yang gemerincing, membuka pintu sel yang kanan). (exit)
TAHANAN 1
(melonjak kegirangan) hari raya...!!! ucapkan pada saya “selamat hari raya...!!!” (keduanya saling jabat tangan)
The End
Pemain :
* Slamet (b-j)
* Hendrik (dèk)
* Munir (samèn)
* Machin (kinto)
* Yusuf (mbah ucup)
Naskah :
* Akhudiat
Adaptasi / Sutradara :
* M. Machin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Tags