Nurani Terbungkus Topeng
Laki-laki I : Hai.......hai........tidakkah
kau melihat kejadian siang kemarin? Permainan garang di atas hitam dan
putih bagai papan cater tergelepar di atas kasur bercampur cairan putih
yang dipaksa keluar
Laki-laki II : Aku hampir terperanjat jatuh tapi tidak jadi
Laki-laki I : Kesunyian
membuat mereka merajalela, mengumbar imajinasi besok pagi, aku
mendengar bisikan-bisikan kewajaran menurut mereka, telingaku selalu
siap menerima, mulutku siap berkoar kesana kemari, dan hati hanya dapat
memendam umpatan-umpatan kosong, karena itu hanya membuat mereka semakin
mabuk dalam ketenangan.
Laki-laki II : Kemarin sore aku terlalu menikmati masakan padang dalam kegelapan, entah besok aku harus bagaimana ?
Laki-laki I : Ku
lihat kau hanya bisa meratap, tidakkah kau manusia dan punya nurani ?
kenapa hanya kata-kata putus asa yang keluar dari mulutmu ?
Laki-laki II : Aku
hanya berfikir apakah selamanya seperti ini, sampai aku takut melihat
wajahku sendiri pada cermin, sosok yang tak pernah menerima dengan apa
adanya, apakah aku termasuk orang yang tidak bisa bersyukur ?
Laki-laki I : Tidak
juga. Eh kau tahu perempuan tadi pagi? sosok perempuan yang sangat
sempurna, kecantikan wajahnya sulit untuk ditemukan padanannya dalam
dunia, seandainya kau lihat bibirnya, bila dilumat serasa es krim yang
merah segar, kau lihat buah dadanya? bagai gunung yang ditengahnya ada
sebuah jurang yang dalam, bila kau daki kau akan terperanjat jatuh dan
tidak bisa bangun lagi dan kau lihat pantatnya....
Laki-laki II : Ah kau bicaramu ngelantur tidakkah kau lagi berkaca, lihat! ! tampangnnu kayak becak Reot
Narator
Buang
paksa kegelisahan dalam hati nurani membentuk irama sumbang terlahir
dari hati terdalam membuahkan mimpi-mimpi indah, entah seperti apa besok
pagi, mimpi tetap melayang membentuk imajinasi tanpa makna menutupi
seraut wajah tanpa harapan, entah apa lagi yang terjadi besok pagi.....?
Laki-laki I : Manusia manusia, apakah kita manusia..?, bukankah manusia itu bukan manusia untuk saat ini,
Laki--laki I : Kalau bukan manusia, terus siapa..? setan..? Laki-laki Barangkali ! !
Laki-laki II : Malaikat ?
Laki-laki I : Bisa jadi !!
Laki-laki II : Ada jasad, ada jiwa, ada nafsu, ada hati ada nurani, bukankah kumpulan dari semuanya itu bisa dinamakan manusia..?
Laki-laki I : Bisa ya.........bisa tidak......
Laki-laki II : Maksudmu..?
Laki-laki I : Bukankah
manusia itu sangat pandai sekali memahat topeng-topeng dirinya,
sebanyak bintang di langit, seindah lazuardi di atas awan jingga..?
sehingga engkau tak akan pernah tahu apa dan siapa di balik itu, bisa
jadi setan, bisa jadi malaikat juga bisa jadi seekor hewan. Laki-laki II Itu tidak menjawab pertanyaanku
Laki-laki I : Tapi cukup untuk menggugurkan persepsimu mengenai manusia.
Laki-laki II : Dan itupun sangat lemah untuk aku jadikan kesimpulan
Laki-laki I : Benar,
karena kamu belum mampu memahami siapa dirimu, sehingga yang ada di
otakmu adalah bahwa semua manusia itu punya hati dan nurani, memang
semua manusia mempunyai itu, aku sadari secara fisik, tapi apakah itu
kamu sadari secara maknanya ?
Laki-laki II : Itu yang aku maksudkan
Laki-laki I : Jikalau
manusia masih punya hati mengapa masih ada pembunuhan....? dan jika
manusia juga masih punya nurani mengapa masih ada kebohongan.....?
Laki-laki II : Memang
harus seperti itu, tidak bisa dipungkiri bahwa manusia mempunyai dua
sisi yang saling berseberangan, antara kebaikan dan kejelekan. Antara
kelembutan dan kekejian.
Laki-laki I : Nah,
antara keduanyalah manusia sering memahat topeng-topeng yang serupa
tapi tidak sama dengan dirinya. Keindahan yang semu untuk dimiliki,
ketampanan sementara yang sebenarnya hanya untuk dipaksa menjadi nilai
lebih, kecantikan bisu yang hanya pantas untuk diperkosa. Bukan disimpan
di atas menara kejujuran.
Laki-laki II : (hanya diam)
Laki-laki I : sering
manusia memahat topeng yang sangat indah, bahkan mengalahkan wajah
aslinya, karena ada yang dikehendaki, ya semacam ada udang dibalik
batulah.
Laki-laki II : Aku belum mengerti
Laki-laki I : Kamu pernah jatuh cinta...?
Laki-laki II : Pernah, sangat indah dan romantis
Laki-laki I : Nah itu bisa dipastikan bahwa, hampir seluruh hari-harimu pada saat itu kamu sibuk dengan memahat topeng-topeng,
Laki-laki II : Topeng.. . ?
Laki-laki I : Benar,
sekarang aku mau tanya, selain kebaikanmu yang kamu tunjukan, adakah
kamu buka kejelekanmu juga dihadapanya...? jika kau mengatakan, bahwa
manusia adalah dua mata uang yang saling berseberangan, kebaikan dan
kejelekan, seharusnya engkau menyadari dan membuka keduanya, kenapa itu
tidak kau lakukan..?
Laki-laki II : Berarti
aku bunuh diri, yang disaksikan oleh aku sendiri dan diantar ke kubur
juga oleh diriku sendiri, tidak ....!!! aku tidak akan melakukan hal itu
Laki-laki I : Itu bisa aku duga. pernahkah saat dihadapan dia kamu marah... ?
Laki-laki II : Tidak pernah
Laki-laki I : Itupun
bisa aku tebak, karena kebohonganmu adalah logika umum yang sering di
pakai oleh semua orang, dan Pernahkah kamu bergurau hingga lupa daratan
saat bersama dia....?
Laki-laki II : Itu juga tidak pernah
Laki-laki I : Berarti
semua yang kamu tunjukkan di hadapannya adalah kebaikan yang kamu
paksakan, bukan lahir dari hati dan nuranimu, dan sebenarnya itu bukan
dirimu, tapi topeng-topeng kamu.
Laki-laki II : (hanya diam)
Laki-laki I : Apa itu yang dinamakan cinta... ? Katanya cinta butuh kejujuran dan kepercayaan....?
Laki-laki II : Kalau tidak begitu apa akan diterima cintaku.... ?
Laki-laki I : Begini,
seandainya sekarang kamu dalam posisi orang yang kamu cintai, dan kamu
tahu bahwa kamu dibohongi, apakah akan kamu terima cintanya..?
Laki-laki II : Akan aku tendang pantatnya
Laki-laki I : Begitu
juga dirinya, mungkin akan bertindak lebih parah dengan apa yang kamu
lakukan; mungkin kamu akan dibutunhnya (tertawa) tapi jangan kuatir,
karena semua orang yang akan mengalami sama seperti yang kamu alami akan
melakukan hal yang sama denganmu, mungkin bukan hanya se-indonesia tapi
seluruh dunia.
Laki-laki II : Apakah ada kesepakatan sebelumnya, sehingga hampir seluruh dunia menggunakan logika ini..? ya semacam konfrensilah.?
Laki-laki I : Itulah maksud apa yang aku katakan tadi,
TIBA MUNCUL DUA PASANG KEKASIH KEDUANYA MEMAKAI TOPENG
Laki-laki III : Lihatlah
malam ini kekasihku, bukankah malam ini sangat indah, walaupun tanpa
hadirnya bulan dan bintang-bintang, terasa perasaan ini terbang ke
awang, seolah-olah kedua lenganku berubah menjadi sepasang sayap yang
indah yang siap membawamu ke kedua ufuk.
Perempuan : (hanya tersenyum)
melalui keseharian kita, entah bagaimana ...? Aku juga tidak mengerti.
NURANI
Siapa
yang tahu gambaran hati seseorang....? Dan kenapa cinta selalu
dikaitkan dengan ungkapan hati terdalam seseorang? bila kita yakin bahwa
hati seseorang takkan pernah ada yang tahu kecuali yang menciptakan
hati ini, itu adalah kebohongan yang sangat tidak manusiawi sekali, yang
selalu dikaitkan dengan kata yang sulit untuk di cari definisinya, bila
manusia melakukan sifat dan sikap yang baik juga perhatian itu adalah
manusiawi sekali, memang itulah separuh dari sifat dasar manusia. Bukan
suatu keistimewaan yang itu selalu dikaitkan dengan cinta.
Cut to cut
Perempuan : Malam
ini akan menjadi saksi satu-satunya akan sucinya cinta kita, dan malam
inilah yang hanya tahu. tak boleh ada yang lain; angin, lolongan
binatang malam dan gemerisiknva dedaunan tidak akan mampu menjadi tabir
ruang pertemuan kita ini.
Laki-laki III : Dan
malam ini juga akan menjadi kenangan indah kita, menjadi selimut atas
dinginnya hati kita, sebab keremangan dan kesunyian akan menjadi
nyanyian kebahagiaan bagi orang-orang seperti kita, orang-orang yang
selalu merindukan penyatuan.
Perempuan : Aku
menginginkan malam ini takkan pernah beranjak dari tempatnya, sehingga
tak ada kata perpisahan antara kita, karena perpisahan adalah separuh
dari kematian bagiku, kematian yang tak akan pernah bisa dielakkan.
Laki-laki III : Jangan...
jangan bicara kematian kekasihku, kematian amatlah mengerikan wajah
maut yang tidak pernah bersahabat dengan kita, janganlah engkau merobek
kebahagiaan ini dengan bicara tentang maut, karena maut tidak ada
hubungannya dengan cinta.
Cut to cut
Laki-laki l : Kebohongan
kedua yang telah dilakukan, seolah-olah tak ada yang lain selain malam,
pada hal ada yang lebih indah dan lebih patut untuk dijadikan saksi,
Laki-laki II : Apa .... ?
Laki-laki I : Bukankah
suatu hal yang biasa, bahwa kemunafikan sering dibungkus rapi dengan
kata dan kalimat yang indah, dan sangat puitis. Apalagi dengan urusan
yang satu ini "cinta" seakan tidak afdhol kalau bicara cinta tidak
dengan bahasa puitis,
Laki-laki II : Kalau tidak bisa memakai bahasa-bahasa puitis bagaimana...?
Laki-laki I : Ya
harus puitis, setidaknya kita memakai kata dan kalimat yang sekiranya
sulit untuk dipahami, walaupun kita sendiri tidak tahu arti dan
maknanya, yang pentingkan puitis. Ditambah satu kata sebagai pemaknaan
kalimat itu "cinta"
Cut to cut
Laki-laki III : (mencoba meraih tangan pr) percayalah, kita disini telah disatukan oleh adanya saling percaya, karena kepercayaan adalah satu-satunya pengikat kita.
Perempuan : Aku
tahu dan aku percaya, karena sangat tidak mungkin engkau menyakitiku,
dan ketika kepercayaan telah tertanam pada diri kita, aku tidak pernah
sanksi dan takut lagi, aku percaya matahari adalah salah satu sumber
kehidupan, sehingga matahari selalu menjagaku, memberikan sinarnya
setiap hari padaku.
Laki-laki III : Tidak
usah takut, karena aku akan selalu menjaga kepercayaan ini juga
menjagamu (memeluknya) aku percaya (menerawang) mawar yang kutanam akan
memberikan kesadaran pada keindahan, sehingga tak kubiarkan dia layu
diterpa kemarau, begitu juga dengan dirimu.
Cut to cut
Laki-laki I : Jika
kepercayaan telah digunakan sebagai pemaksaan pembenaran atas apa yang
di lakukan, maka yang akan terjadi selanjutnya ialah kepercayaan akan
kehilangan arti dan maknanya,
Laki-laki II : Dan
kita hanya tinggal tunggu waktu, bahwa manusia akan menjadi manusia
yang penuh dengan katalog kepercayaan, bahkan akan menjadi kamus
berjalan, karena definisi kepercayaan telah seenaknya ditafsiri oleh
semua orang demi kepentinganya.
TIBA-TIBA ADA PENGEMIS MENGHAMPIRI KEDUANYA, LK MEMBER? UANG PULUHAN RIBU
Perempuan : Apa tidak terlalu banyak kamu memberi uang pada pengemis itu..?
Laki-laki III : (senyum dan mencoba untuk berwibawa) nggak... Au sudah biasa.
Perempuan : (menyandarkan kepalanya pada pundak lk) ternyata kamu orangnya balk sekali.
Laki-laki III : Akh... jangan terlalu memuji
Cut to cut
Laki-laki I : Adalah sebuah pengorbanan yang sia-sia, terletak tidak pada uang tapi nilainya,
Laki-laki II : Apa nilainya...?
Laki-laki I : Pujian
dan pelukan, tidak lebih dari itu, bisa jadi pembenaran dan pengesahan
untuk berbuat intim, ya semacam kita membeli tapi barangnya diantar
belakangan.
Laki-laki II : Apa bedanya dengan perempuan yang ada dl jalan pada tengah malam.... ?
Laki-laki I : Bedanya mereka di jalan tapi dia di taman. Uang dengan cinta, nafsu dengan pacaran, apa bedanya...?
Laki-laki II : Tapi tak harus seperti itu kan... ?
Laki-laki I : Memang, tapi kenyataan mengatakan lain
Laki-laki II : Kalau ada yang mural cinta bagaimana..?
Laki-laki I : Tidak
jadi masalah, tapi tidak menggugurkan orang yang melakukan itu dengan
dalih cintakan?! Dan masih bisa dipertanyakan, cinta macam apa yang
keluar dari hati...? adakalanya diksi itu digunakan untuk merayu,
memegang, meraba. mencium dan juga memelulc.
NURAM
Ketika
cinta mulai angkat bicara dan selalu mengatas namakan ungkapan istimewa
dari hati, maka tunggulah kedatangannya wahai manusia baik-baik, suatu
saat engkau akan menemuinya di tong-tong sampah, kalau begitu... !!!
Tolong katakan padaku, apa dan siapa yang dinamakan manusia itu... ?
Jika manusia telah tega membunuh hatinya sendiri
MASUK
PEMULUNG TUA SAMBIL MEMBAWA KERANJANG YANG DI TARUH DI PUNGGUNGNYA,
SEDANG MENCARI SAMPAH DISEKITAR TAMAN ITU, TIBA-TIBA SEAKAN TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG LIHATNYA...
BU : (mengamati
dengan seksama pemuda yang di hadapanNya, tapi pemuda itu tidak
menghiraukannya ia asyik bermesraan dengan kekasihnya) anakku.. .
Laki-laki III : (terperanjat kaget)
IBU : Anakku.... ?
Laki-laki III : (pura-pura tidak mengenalnya) siapa, anakmu..?
IBU : Ya.. kau
LK : (berusaha menutupi kebingunganya) Akh. .. ibu salah orang
Laki-laki III : Tapi kau adalah...
Laki-laki III : Tidak bu, ibu salah orang aku bukan anak ibu.
Ibu : Tidak
nak, seorang anak adalah belahan jiwa bagi ibunya, seorang ibu yang
butapun akan tetap bisa mengenal anaknya, karena seorang ibu tidak
melihat anaknya hanya dengan mata tapi dengan hati
Laki-laki III : Sudahlah bu... ini (diberinya uang) ibu cepat pergi
Ibu : (menangis)
jika saja air susu bisa dibeli dengan uang, bagaimana dengan kedua
telapak kaki ini, dengan apa engkau harus menukarnya... ?
Laki-laki III : (sambil membuka topeng) Jangan mengkhotbahiku disitu, pergilah sebelum aku memaksamu.
Ibu : Engkau malu sehingga engkau tidak mengakui bahwa aku ini ibumu, engkau takut....?
Laki-laki III : Sudah aku katakan, pergi... cepat pergi
Ibu : Bagaimana bisa cinta kasih seorang ibu bisa dikalahkan dan dilupakan begitu saja hanya karena...
Laki-laki III : (menampar
wajah ibu) Jangan engkau teruskan ... mari, mari kekasihku kita pergi
dari sini, karena ada orang yang tak tahu malu sengaja menjadikan malam
kita ini menjadi malam yang penuh dengan kemarahan, (laki-laki III dan perempuan exit dengan berpelukan mesra seolah tak ada beban sama sekali)
Ibu : (terhuyung jatuh dan pingsan)
LAKI-LAKI I DAN LAKI-LAKI II BERGEGAS MENOLONG WANITA TUA ITU, DIBERIKANYA MINUMAN WANITA TUA ITU, HINGGA SADAR
Ibu : (menangis
tersedu) Ternyata cinta seorang ibu kalah, seorang ibu sering dilupakan
ketika cinta lain hadir dalam hati seorang anak, betapa seorang ibu
bekerja untuk membesarkan, menyekolahkan, dan membuatnya menjadi pintar,
tapi apa yang didapat dari seorang ibu...? Kini hati seorang ibu telah
dibunuh.
Laki-laki I : Memang
benar jika seorang lagi asyik bicara tentang cinta, semuanya menjadi
lupa, topeng-topeng dengan pahatan yang indah memang sengaja dipahat
untuk itu, yang antara lain untuk menutupi kelemahan
Laki-laki II : Jikalau
manusia masih punya hati mengapa masih ada pembunuhan..? dan jika
manusia. juga masih punya nurani mengapa masih ada kebohongan..?
Laki-laki I : Wajah
yang telah melekat ini, yang berbaur hampir tiap hari adalah topeng
karya manusia sendiri, dengan sengaja mengangkat nurani sebagai anak
tiri dibungkus rapi tanpa hati
NURANI
Kalau begitu
apa dan siapa yang dinamakan manusia itu... ?
Bagaimana dengan hati.... ?
Bagaimana dengan cinta... ?
Bagaimana dengan nurani.. ?
Dan hati sendiri telah dibunuh oleh hati
Cinta telah dipasung oleh cinta
Dan
Masih ada harapankah untuk tersenyum... .?
jika topeng-topeng
Sengaja di pahat untuk mengoyaknya
Atau bahkan membunuhnya
Surabaya 30 Maret 04 (02.55)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar