Dalam darah Teater 2-puluh bertemu dua arus utama aliran; filsafat & theology, seperti apa yang diancangkan para founding fathers. Teater 2-puluh, secara substansial mengambil ide dasar sifat wajib Allah dengan asumsi bahwa kita semua bukan apa-apa.

Nurani Terbungkus Topeng

Rabu, 10 April 2013


Nurani Terbungkus Topeng
Laki-laki I : Hai.......hai........tidakkah kau melihat kejadian siang kemarin? Permainan garang di atas hitam dan putih bagai papan cater tergelepar di atas kasur bercampur cairan putih yang dipaksa keluar
Laki-laki II : Aku hampir terperanjat jatuh tapi tidak jadi
Laki-laki I : Kesunyian membuat mereka merajalela, mengumbar imajinasi besok pagi, aku mendengar bisikan-bisikan kewajaran menurut mereka, telingaku selalu siap menerima, mulutku siap berkoar kesana kemari, dan hati hanya dapat memendam umpatan-umpatan kosong, karena itu hanya membuat mereka semakin mabuk dalam ketenangan.
Laki-laki II : Kemarin sore aku terlalu menikmati masakan padang dalam kegelapan, entah besok aku harus bagaimana ?
Laki-laki I : Ku lihat kau hanya bisa meratap, tidakkah kau manusia dan punya nurani ? kenapa hanya kata-kata putus asa yang keluar dari mulutmu ?
Laki-laki II : Aku hanya berfikir apakah selamanya seperti ini, sampai aku takut melihat wajahku sendiri pada cermin, sosok yang tak pernah menerima dengan apa adanya, apakah aku termasuk orang yang tidak bisa bersyukur ?
Laki-laki I : Tidak juga. Eh kau tahu perempuan tadi pagi? sosok perempuan yang sangat sempurna, kecantikan wajahnya sulit untuk ditemukan padanannya dalam dunia, seandainya kau lihat bibirnya, bila dilumat serasa es krim yang merah segar, kau lihat buah dadanya? bagai gunung yang ditengahnya ada sebuah jurang yang dalam, bila kau daki kau akan terperanjat jatuh dan tidak bisa bangun lagi dan kau lihat pantatnya....
Laki-laki II : Ah kau bicaramu ngelantur tidakkah kau lagi berkaca, lihat! ! tampangnnu kayak becak Reot
Narator
Buang paksa kegelisahan dalam hati nurani membentuk irama sumbang terlahir dari hati terdalam membuahkan mimpi-mimpi indah, entah seperti apa besok pagi, mimpi tetap melayang membentuk imajinasi tanpa makna menutupi seraut wajah tanpa harapan, entah apa lagi yang terjadi besok pagi.....?
Laki-laki I : Manusia manusia, apakah kita manusia..?, bukankah manusia itu bukan manusia untuk saat ini,
Laki--laki I : Kalau bukan manusia, terus siapa..? setan..? Laki-laki Barangkali ! !
Laki-laki II : Malaikat ?
Laki-laki I : Bisa jadi !!
Laki-laki II : Ada jasad, ada jiwa, ada nafsu, ada hati ada nurani, bukankah kumpulan dari semuanya itu bisa dinamakan manusia..?
Laki-laki I : Bisa ya.........bisa tidak......
Laki-laki II : Maksudmu..?
Laki-laki I : Bukankah manusia itu sangat pandai sekali memahat topeng-topeng dirinya, sebanyak bintang di langit, seindah lazuardi di atas awan jingga..? sehingga engkau tak akan pernah tahu apa dan siapa di balik itu, bisa jadi setan, bisa jadi malaikat juga bisa jadi seekor hewan. Laki-laki II Itu tidak menjawab pertanyaanku
Laki-laki I : Tapi cukup untuk menggugurkan persepsimu mengenai manusia.
Laki-laki II : Dan itupun sangat lemah untuk aku jadikan kesimpulan
Laki-laki I : Benar, karena kamu belum mampu memahami siapa dirimu, sehingga yang ada di otakmu adalah bahwa semua manusia itu punya hati dan nurani, memang semua manusia mempunyai itu, aku sadari secara fisik, tapi apakah itu kamu sadari secara maknanya ?
Laki-laki II : Itu yang aku maksudkan
Laki-laki I : Jikalau manusia masih punya hati mengapa masih ada pembunuhan....? dan jika manusia juga masih punya nurani mengapa masih ada kebohongan.....?
Laki-laki II : Memang harus seperti itu, tidak bisa dipungkiri bahwa manusia mempunyai dua sisi yang saling berseberangan, antara kebaikan dan kejelekan. Antara kelembutan dan kekejian.
Laki-laki I : Nah, antara keduanyalah manusia sering memahat topeng-topeng yang serupa tapi tidak sama dengan dirinya. Keindahan yang semu untuk dimiliki, ketampanan sementara yang sebenarnya hanya untuk dipaksa menjadi nilai lebih, kecantikan bisu yang hanya pantas untuk diperkosa. Bukan disimpan di atas menara kejujuran.
Laki-laki II : (hanya diam)
Laki-laki I : sering manusia memahat topeng yang sangat indah, bahkan mengalahkan wajah aslinya, karena ada yang dikehendaki, ya semacam ada udang dibalik batulah.
Laki-laki II : Aku belum mengerti
Laki-laki I : Kamu pernah jatuh cinta...?
Laki-laki II : Pernah, sangat indah dan romantis
Laki-laki I : Nah itu bisa dipastikan bahwa, hampir seluruh hari-harimu pada saat itu kamu sibuk dengan memahat topeng-topeng,
Laki-laki II : Topeng.. . ?
Laki-laki I : Benar, sekarang aku mau tanya, selain kebaikanmu yang kamu tunjukan, adakah kamu buka kejelekanmu juga dihadapanya...? jika kau mengatakan, bahwa manusia adalah dua mata uang yang saling berseberangan, kebaikan dan kejelekan, seharusnya engkau menyadari dan membuka keduanya, kenapa itu tidak kau lakukan..?
Laki-laki II : Berarti aku bunuh diri, yang disaksikan oleh aku sendiri dan diantar ke kubur juga oleh diriku sendiri, tidak ....!!! aku tidak akan melakukan hal itu
Laki-laki I : Itu bisa aku duga. pernahkah saat dihadapan dia kamu marah... ?
Laki-laki II : Tidak pernah
Laki-laki I : Itupun bisa aku tebak, karena kebohonganmu adalah logika umum yang sering di pakai oleh semua orang, dan Pernahkah kamu bergurau hingga lupa daratan saat bersama dia....?
Laki-laki II : Itu juga tidak pernah
Laki-laki I : Berarti semua yang kamu tunjukkan di hadapannya adalah kebaikan yang kamu paksakan, bukan lahir dari hati dan nuranimu, dan sebenarnya itu bukan dirimu, tapi topeng-topeng kamu.
Laki-laki II : (hanya diam)
Laki-laki I : Apa itu yang dinamakan cinta... ? Katanya cinta butuh kejujuran dan kepercayaan....?
Laki-laki II : Kalau tidak begitu apa akan diterima cintaku.... ?
Laki-laki I : Begini, seandainya sekarang kamu dalam posisi orang yang kamu cintai, dan kamu tahu bahwa kamu dibohongi, apakah akan kamu terima cintanya..?
Laki-laki II : Akan aku tendang pantatnya
Laki-laki I : Begitu juga dirinya, mungkin akan bertindak lebih parah dengan apa yang kamu lakukan; mungkin kamu akan dibutunhnya (tertawa) tapi jangan kuatir, karena semua orang yang akan mengalami sama seperti yang kamu alami akan melakukan hal yang sama denganmu, mungkin bukan hanya se-indonesia tapi seluruh dunia.
Laki-laki II : Apakah ada kesepakatan sebelumnya, sehingga hampir seluruh dunia menggunakan logika ini..? ya semacam konfrensilah.?
Laki-laki I : Itulah maksud apa yang aku katakan tadi,
TIBA MUNCUL DUA PASANG KEKASIH KEDUANYA MEMAKAI TOPENG
Laki-laki III : Lihatlah malam ini kekasihku, bukankah malam ini sangat indah, walaupun tanpa hadirnya bulan dan bintang-bintang, terasa perasaan ini terbang ke awang, seolah-olah kedua lenganku berubah menjadi sepasang sayap yang indah yang siap membawamu ke kedua ufuk.
Perempuan : (hanya tersenyum)
melalui keseharian kita, entah bagaimana ...? Aku juga tidak mengerti.
NURANI
Siapa yang tahu gambaran hati seseorang....? Dan kenapa cinta selalu dikaitkan dengan ungkapan hati terdalam seseorang? bila kita yakin bahwa hati seseorang takkan pernah ada yang tahu kecuali yang menciptakan hati ini, itu adalah kebohongan yang sangat tidak manusiawi sekali, yang selalu dikaitkan dengan kata yang sulit untuk di cari definisinya, bila manusia melakukan sifat dan sikap yang baik juga perhatian itu adalah manusiawi sekali, memang itulah separuh dari sifat dasar manusia. Bukan suatu keistimewaan yang itu selalu dikaitkan dengan cinta.
Cut to cut
Perempuan : Malam ini akan menjadi saksi satu-satunya akan sucinya cinta kita, dan malam inilah yang hanya tahu. tak boleh ada yang lain; angin, lolongan binatang malam dan gemerisiknva dedaunan tidak akan mampu menjadi tabir ruang pertemuan kita ini.
Laki-laki III : Dan malam ini juga akan menjadi kenangan indah kita, menjadi selimut atas dinginnya hati kita, sebab keremangan dan kesunyian akan menjadi nyanyian kebahagiaan bagi orang-orang seperti kita, orang-orang yang selalu merindukan penyatuan.
Perempuan : Aku menginginkan malam ini takkan pernah beranjak dari tempatnya, sehingga tak ada kata perpisahan antara kita, karena perpisahan adalah separuh dari kematian bagiku, kematian yang tak akan pernah bisa dielakkan.
Laki-laki III : Jangan... jangan bicara kematian kekasihku, kematian amatlah mengerikan wajah maut yang tidak pernah bersahabat dengan kita, janganlah engkau merobek kebahagiaan ini dengan bicara tentang maut, karena maut tidak ada hubungannya dengan cinta.
Cut to cut
Laki-laki l : Kebohongan kedua yang telah dilakukan, seolah-olah tak ada yang lain selain malam, pada hal ada yang lebih indah dan lebih patut untuk dijadikan saksi,
Laki-laki II : Apa .... ?
Laki-laki I : Bukankah suatu hal yang biasa, bahwa kemunafikan sering dibungkus rapi dengan kata dan kalimat yang indah, dan sangat puitis. Apalagi dengan urusan yang satu ini "cinta" seakan tidak afdhol kalau bicara cinta tidak dengan bahasa puitis,
Laki-laki II : Kalau tidak bisa memakai bahasa-bahasa puitis bagaimana...?
Laki-laki I : Ya harus puitis, setidaknya kita memakai kata dan kalimat yang sekiranya sulit untuk dipahami, walaupun kita sendiri tidak tahu arti dan maknanya, yang pentingkan puitis. Ditambah satu kata sebagai pemaknaan kalimat itu "cinta"
Cut to cut
Laki-laki III : (mencoba meraih tangan pr) percayalah, kita disini telah disatukan oleh adanya saling percaya, karena kepercayaan adalah satu-satunya pengikat kita.
Perempuan : Aku tahu dan aku percaya, karena sangat tidak mungkin engkau menyakitiku, dan ketika kepercayaan telah tertanam pada diri kita, aku tidak pernah sanksi dan takut lagi, aku percaya matahari adalah salah satu sumber kehidupan, sehingga matahari selalu menjagaku, memberikan sinarnya setiap hari padaku.
Laki-laki III : Tidak usah takut, karena aku akan selalu menjaga kepercayaan ini juga menjagamu (memeluknya) aku percaya (menerawang) mawar yang kutanam akan memberikan kesadaran pada keindahan, sehingga tak kubiarkan dia layu diterpa kemarau, begitu juga dengan dirimu.
Cut to cut
Laki-laki I : Jika kepercayaan telah digunakan sebagai pemaksaan pembenaran atas apa yang di lakukan, maka yang akan terjadi selanjutnya ialah kepercayaan akan kehilangan arti dan maknanya,
Laki-laki II : Dan kita hanya tinggal tunggu waktu, bahwa manusia akan menjadi manusia yang penuh dengan katalog kepercayaan, bahkan akan menjadi kamus berjalan, karena definisi kepercayaan telah seenaknya ditafsiri oleh semua orang demi kepentinganya.
TIBA-TIBA ADA PENGEMIS MENGHAMPIRI KEDUANYA, LK MEMBER? UANG PULUHAN RIBU
Perempuan : Apa tidak terlalu banyak kamu memberi uang pada pengemis itu..?
Laki-laki III : (senyum dan mencoba untuk berwibawa) nggak... Au sudah biasa.
Perempuan : (menyandarkan kepalanya pada pundak lk) ternyata kamu orangnya balk sekali.
Laki-laki III : Akh... jangan terlalu memuji
Cut to cut
Laki-laki I : Adalah sebuah pengorbanan yang sia-sia, terletak tidak pada uang tapi nilainya,
Laki-laki II : Apa nilainya...?
Laki-laki I : Pujian dan pelukan, tidak lebih dari itu, bisa jadi pembenaran dan pengesahan untuk berbuat intim, ya semacam kita membeli tapi barangnya diantar belakangan.
Laki-laki II : Apa bedanya dengan perempuan yang ada dl jalan pada tengah malam.... ?
Laki-laki I : Bedanya mereka di jalan tapi dia di taman. Uang dengan cinta, nafsu dengan pacaran, apa bedanya...?
Laki-laki II : Tapi tak harus seperti itu kan... ?
Laki-laki I : Memang, tapi kenyataan mengatakan lain
Laki-laki II : Kalau ada yang mural cinta bagaimana..?
Laki-laki I : Tidak jadi masalah, tapi tidak menggugurkan orang yang melakukan itu dengan dalih cintakan?! Dan masih bisa dipertanyakan, cinta macam apa yang keluar dari hati...? adakalanya diksi itu digunakan untuk merayu, memegang, meraba. mencium dan juga memelulc.
NURAM
Ketika cinta mulai angkat bicara dan selalu mengatas namakan ungkapan istimewa dari hati, maka tunggulah kedatangannya wahai manusia baik-baik, suatu saat engkau akan menemuinya di tong-tong sampah, kalau begitu... !!! Tolong katakan padaku, apa dan siapa yang dinamakan manusia itu... ? Jika manusia telah tega membunuh hatinya sendiri
MASUK PEMULUNG TUA SAMBIL MEMBAWA KERANJANG YANG DI TARUH DI PUNGGUNGNYA, SEDANG MENCARI SAMPAH DISEKITAR TAMAN ITU, TIBA-TIBA SEAKAN TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG LIHATNYA...
BU : (mengamati dengan seksama pemuda yang di hadapanNya, tapi pemuda itu tidak menghiraukannya ia asyik bermesraan dengan kekasihnya) anakku.. .
Laki-laki III : (terperanjat kaget)
IBU : Anakku.... ?
Laki-laki III : (pura-pura tidak mengenalnya) siapa, anakmu..?
IBU : Ya.. kau
LK : (berusaha menutupi kebingunganya) Akh. .. ibu salah orang
Laki-laki III : Tapi kau adalah...
Laki-laki III : Tidak bu, ibu salah orang aku bukan anak ibu.
Ibu : Tidak nak, seorang anak adalah belahan jiwa bagi ibunya, seorang ibu yang butapun akan tetap bisa mengenal anaknya, karena seorang ibu tidak melihat anaknya hanya dengan mata tapi dengan hati
Laki-laki III : Sudahlah bu... ini (diberinya uang) ibu cepat pergi
Ibu : (menangis) jika saja air susu bisa dibeli dengan uang, bagaimana dengan kedua telapak kaki ini, dengan apa engkau harus menukarnya... ?
Laki-laki III : (sambil membuka topeng) Jangan mengkhotbahiku disitu, pergilah sebelum aku memaksamu.
Ibu : Engkau malu sehingga engkau tidak mengakui bahwa aku ini ibumu, engkau takut....?
Laki-laki III : Sudah aku katakan, pergi... cepat pergi
Ibu : Bagaimana bisa cinta kasih seorang ibu bisa dikalahkan dan dilupakan begitu saja hanya karena...
Laki-laki III : (menampar wajah ibu) Jangan engkau teruskan ... mari, mari kekasihku kita pergi dari sini, karena ada orang yang tak tahu malu sengaja menjadikan malam kita ini menjadi malam yang penuh dengan kemarahan, (laki-laki III dan perempuan exit dengan berpelukan mesra seolah tak ada beban sama sekali)
Ibu : (terhuyung jatuh dan pingsan)
LAKI-LAKI I DAN LAKI-LAKI II BERGEGAS MENOLONG WANITA TUA ITU, DIBERIKANYA MINUMAN WANITA TUA ITU, HINGGA SADAR
Ibu : (menangis tersedu) Ternyata cinta seorang ibu kalah, seorang ibu sering dilupakan ketika cinta lain hadir dalam hati seorang anak, betapa seorang ibu bekerja untuk membesarkan, menyekolahkan, dan membuatnya menjadi pintar, tapi apa yang didapat dari seorang ibu...? Kini hati seorang ibu telah dibunuh.
Laki-laki I : Memang benar jika seorang lagi asyik bicara tentang cinta, semuanya menjadi lupa, topeng-topeng dengan pahatan yang indah memang sengaja dipahat untuk itu, yang antara lain untuk menutupi kelemahan
Laki-laki II : Jikalau manusia masih punya hati mengapa masih ada pembunuhan..? dan jika manusia. juga masih punya nurani mengapa masih ada kebohongan..?
Laki-laki I : Wajah yang telah melekat ini, yang berbaur hampir tiap hari adalah topeng karya manusia sendiri, dengan sengaja mengangkat nurani sebagai anak tiri dibungkus rapi tanpa hati
NURANI
Kalau begitu
apa dan siapa yang dinamakan manusia itu... ?
Bagaimana dengan hati.... ?
Bagaimana dengan cinta... ?
Bagaimana dengan nurani.. ?
Dan hati sendiri telah dibunuh oleh hati
Cinta telah dipasung oleh cinta
Dan
Masih ada harapankah untuk tersenyum... .?
jika topeng-topeng
Sengaja di pahat untuk mengoyaknya
Atau bahkan membunuhnya
Surabaya 30 Maret 04 (02.55)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Tags