Dalam darah Teater 2-puluh bertemu dua arus utama aliran; filsafat & theology, seperti apa yang diancangkan para founding fathers. Teater 2-puluh, secara substansial mengambil ide dasar sifat wajib Allah dengan asumsi bahwa kita semua bukan apa-apa.

PADA AKHIR SENJA -Ada apa...?!?-

Senin, 15 April 2013

ADEGAN I
KARTO
Tuan...sudah lama saya melayani tuan disini, selama itu saya tidak pernah bicara, apalagi menanyakan sesuatu tentang tuan...?!? (sambil meletakkan kendi dihadapan tuan lurah)
TUAN LURAH
Lantas...?!? (dengan duduk santai dikursi panjang)
KARTO
Kalau diperbolehkan tanya, Karto ingin tanyakan sesuatu pada tuan lurah (dengan memijit pundak tuan lurah)
TUAN LURAH
(dengan sedikit senyum) baiklah, apa yang akan kamu tanyakan...?!?
KARTO
Kenapa tiba-tiba saja tuan menyepi sendiri ditempat terpencil dan kumuh ini (tetap memijit pundak tuan lurah)
(suasana hening sejenak, tuan lurah hanya sedikit tersenyum dan menggelengkan kepala)
Padahal tuan adalah kepala didesa yang kaya raya, tuan punya rumah besar dan bagus, juga dapat makan yang enak, tapi disini tuan hanya minum air putih dan makan seadanya.

TUAN LURAH
(berdiri dari tempat duduknya) kamu benar Karto, (sambil menghembuskan nafas panjang) dirumah ada segala-galanya, dan saya bisa menikmati semuanya dengan santai, tapi ada yang belum saya dapatkan dirumah itu.
KARTO
Kalau boleh Karto tahu...apakah itu tuan...?!? (sambil mengambil sapu)
TUAN LURAH
Ketanangan, itu yang kurang, tapi sekarang telah aku dapatkan, yaa…benar disini.
KARTO
Tapi ketika tuan menyendiri untuk berusaha mendapatkan ketenangan disini, ada yang tuang lupakan...?!? (sambil menyapu)
TUAN LURAH
Maksudmu...?!? (memandang Karto dan mengerutkan keningnya)
KARTO
Tanggung jawab sebagai ayah bagi anak-anak tuan, juga tanggung jawab sebagai kepala desa (tetap menyapu)
(suasana tenang sejenak, tuan lurah hanya menerawang jauh)
Tuan tidak tahu keadaan diluar sekarang bagaimana setelah kepergian tuan...!!! (berhentidan dan memandang lekat tuan lurah)
(tidak ada jawaban, tuan lurah hanya diam tak bergeming sedikitpun, seolah-olah tuan lurah mengerti arah pembicaraan Karto)
TUAN LURAH
Sudahlah Karto, jika kamu sudah selesai disini, kamu boleh pulang.
KARTO
Belum tuan, Karto belum selesai disini, dan saya tidak akan pulang. (hening sejenak) tuan, kelihatannya ada sesuatu yang tuan simpan, kalau tak keberatan boleh saya tahu...?!?
TUAN LURAH
Terus terang, sejak berada disini saya tidak tahu apa yang telah terjadi pada desa itu, (sambil menatap kosong kedepan) apakah kamu bisa beri tahu saya bagaimana keadaanya...?!?
KARTO
Diambang kehancuran
TUAN LURAH
Apa...?!?
KARTO
Benar tuan, desa itu sekarang diambang kehancuran (hening sejenak) setelah tuan meninggalkan desa itu, dan menyendiri disini, semua orang ingin jadi kepala desa dan menguasai kekayaan desa itu (menatp nanar kedepan)
TUAN LURAH
Sudahlah Karto, sekarang saya tidak bisa berbuat apa-apa, selain berdo’a agar semuanya dapat kembali tenang
KARTO
Malah sekarang desa itu dijadikan rebutan oleh dua kelompok yang saling bersaing, dan tidak sedikit korban yang ditimbulkan oleh persaingan mereka, orang yang tak bersalahpun ikut menjadi sasaran. (memeluk sapunya)
TUAN LURAH
Apa tidak ada orang yang berusaha melerai untuk mereka...?!?
KARTO
Ada tuan...!!!
TUAN LURAH
Siapa...?!?
KARTO
Tuan sendiri, tuanlah yang bisa melerai masalah ini.
TUAN LURAH
Saya...?!? kenapa harus saya...?!?
KARTO
Karena tuan adalah ayah dari pemimpin kedua kelompok yang saling bertikai itu.
TUAN LURAH
Apa maksud dari semua ini...?!? (sambil menerawang jauh)
KARTO
(mulai menyapu lagi) semenjak tuan tiba-tiba menghilang dari desa itu, kedua anak tuan mengabarkan bahwa tuan telah mati. (berhentidan menerawang jauh) entah ada masalah apa sehingga kedua anak tuan bersaing untuk mengganti jabatan tuan, sejak saat itu mereka saling mengsut dan bermusuhan.
TUAN LURAH
Sebenarnya apa yang direbutkan mereka sehingga mereka saling bermusuhan...?!?
KARTO
Kekayaan desa, tanah yang subur, panen yang melimpah, dan kabarnya disana juga tersimpan sumber minyak, itu semua bisa didapatkan bila mereka jadi kepala desa disana, jadi mereka bisa mengatur sekehendak mereka.
TUAN LURAH
Terjadi juga apa yang telah saya imipikan dan takutkan selama ini.
KARTO
Maksud tuan...?!?
TUAN LURAH
Sebelum saya menyendiri disini, saya telah bermimpi
KARTO
Bermimpi...?!?
TUAN LURAH
Dan dalam mimpi itu saya dapat firasat buruk, yang diisyratkan oleh kedua anak saya, semenjak itu perasaan takut dan risau selalu membayangi saya.
KARTO
Bisa saja mimpi tuan itu hanya bunga tidur, toh semua orang pernah merasakannya
TUAN LURAH
Tidak Karto, saya yakin itu adalah firasat buruk yang akan datang pada saya
KARTO
Jadi...karenanya tuan menutup diri disini...?!?
TUAN LURAH
Benar
KARTO
Dan menghindar dari masalah juga resiko, padahal sebenarnya tuanlah yang membuat masalah ini, dari ketakutan tuan dan keyakinan tuan terhadap mimpi itu.
TUAN LURAH
Sudahlah Karto, serahkan semuanya pada yang diatas, sekarang pulanglah mungkin istrimu sudah menunggu dirumah.
KARTO
(karto diam sesaat) istriku telah meninggal tuan, dia dibunuh karena istriku menolak ikut pada salah satu kelompok mereka.
(suasana hening sejanak)
Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusan tuan untuk terus berdiam dalam masalah ini, Karto tidak bisa apa-apa. Sekarang Karto pulang dulu (pergi meninggalkan tuan lurah sendiri)
TUAN LURAH
Tunggu Karto...
KARTO
Ada apa tuan...?!?
TUAN LURAH
Apa ada yang tahu keberadaanku disini selain kamu...?!?
KARTO
Ada tuan...!!!
TUAN LURAH
Siapa...?!?
KARTO
Kadar, teman tuan, sudah tuan, karto pergi dulu. (exit)
ADEGAN II
TUAN LURAH
Tuhan, Engkau tahu segala-galanya, tentang diri ini, juga ketakutan ini, saya telah menyendiri disini untuk mendapatkan kedamaian dan juga berharap akan dekat dengan-Mu, tapi...
KADAR
Lurah...lurah...rupanya engkau disini. (lurah hanya diam) saya tidak habis pikir, mengapa engkau sekarang seperti ini. Melarikan diri dari tanggung jawab dan sembunyi disini, pengecut...!!!
TUAN LURAH
Terserah apa anggapanmu padaku, yang jelas saya telah meninggalkan semua itu
KADAR
Termsuk tanggung jawabmu...?!? (tuan lurah hanya diam) padahal mereka masih membutuhkan kehadiranmu ditengah-tengah kehidupan yang semakin kacau ini. Ibarat anak ayam yang kehilangan induknya. Mereka semua bingung harus ikut siapa, dan harus kemana...?!? apa keadaan yang seperti ini harus kau biarkan begitu saja, dengan menutup mata dan telinga...?!?
TUAN LURAH
Sudahlah...serahkan semua urusanmu pada Tuhan, kita manusia lemah tidak bisa merubah apa yang telah dikehendaki-Nya.
KADAR
Ternyata engkau adalah sosok mayat yang hidup yang mata dan telingamu telah digerogoti ribuan ulat sewaktu engkau terkubur dalam tanah, sekarang terserah padamu, kamu tetap bermain dengan bayang-bayang kedamaian juga Tuhanmu dan melupakan bahwa kamu masih punya tanggung jawab. Ataukah engkau kembali dan menyelesaikan masalah ini, semua terserah padamu...?!?
TUAN LURAH
Tuhan maha pengsih juga penyayang, Dia tahu segala-galanya, Diapun yang membuat dan menjadikan semuanya seperti ini, maka dari itulah kita harus bersabar, mungkin dalam keadaan yang seperti ini kita dapat mengambil hikmanya...!!!
KADAR
Saya tak pernah menduga sebelumnya, bahwa engkau adalah seorang pengecut yang berniat busuk. Dan ingatlah, kamu tidak akan pernah mendapat kedamaian dan dekat dengan Tuhanmu, bila engkau membiarkan masalah ini terus berlanjut. Sekali lagi, ini adalah tanggung jawabmu. (exit)
(setelah kepergian temannya, tuan lurah kembali tiduran, seakan-akan tanpa beban, dan tak lama kemudian dia tertidur)
SAMIN
Sampai kapan kamu membiarkan kami seperti ini. Tak punya arah tujuan dan buta dalam berjalan.
TUAN LURAH
Aku telah berusaha meninggalkan kehidupan dunia, untuk mendapatkan kedamaian dan juga untuk semakin dekat dengan-Mu, tapi...
SIMEN
Engkau tidak sadar, bahwa apa yang engkau lakukan seperti ini hanya membuang waktu, karena apa yang engkau raih terganjal oleh keadaan kami
(sampai disini tuan lurah melihat lamin menyeret kaedar dan berhenti tepat dihadpannya).
KAEDAR
Tidak..., tidak engkau akan bisa membunuhku, karena engkau adalah bayangan dari ketakutanku. Tidak...engkau tidak akan bisa membunuhku (sambil meronta dan menjerit histeris, tapi Lamin tetap menyeretnya dengan sadis). Tidak...bukan aku...bukan aku...bukan aku....bukan aku....(terus sampai ketengah panggung)
(kemudian Lamin dengan sadis membunuh kaedar)
The End
Pemain :
* Ichul (nyambèk)
* M. Machin (kinto)
* Ali (p-tenk)
Lighting :
* Cak Trio (C’ Kuntet)
Costume :
* Ririn
* Betty
Tata Panggung :
* Crew 2-Puluh
* Munif Tohari (jeepang)
* Ali (aspal)
* Hendrix’s (dèk)
Make Up :
* Osy (Nyos)
* Lina
Tata Musik :
* Bim2
* Wimi
Naskah / Sutradara :
* Machin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Tags